

Saya pernah mendengar keluhan dari temen yang sedang belajar ber-trading ria dan mencoba berinteraksi dengan temen-temen trader lain di sebuah forum. Intinya, dia menyatakan kesebelannya, gara-garanya dia merasa sebagian besar trader itu sombong

Mm… yah, saya cuma bisa bilang… Gak semua trader sombong kok… Tapi iya sih.., sebagian besar memang seperti itu..


Btw, bukannya saya cerewet pada sifat orang sih… Lah, sebenernya saya gak terlalu peduli pada kesombongan orang lain kok…

Salah satu cara mengurangi kesombongan adalah dengan “melupakan” deretan posisi anda yang profit itu. Kalo suatu saat saya merasa sudah terlalu banyak koleksi posisi ijo, tanpa ada selang warna merah di catatan transaksi saya, biasanya saya akan “membersihkan” koleksi history trading tersebut dan mencoba untuk tidak terlalu berbangga diri dengan prestasi yang (kebetulan) bagus itu

Mungkin anda bertanya, “bukannya kalo profit terus itu berarti system kita udah bagus?”
Begini… Menurut saya, trading system yang baik seharusnya malah “memberi ruang” untuk sesekali adanya posisi yang loss. Bukankan kita sudah memperhitungkan adanya loss ini dalam trading plan? Mentor saya pernah bilang, kalo 80% saja dari posisi yang kita ambil mendatangkan profit, itu sudah bagus. Jika kita memakai risk-reward rasio 1:2 toh apabila kita mengalami 2 kali loss-pun akan tertutup dengan 1 kali profit sehingga pertumbuhan modal kita setidaknya tidak negatif.
Profit yang (kebetulan) kita peroleh secara terus menerus justru kemungkinan besar akan menimbulkan rasa terlalu percaya diri, yang menurut saya justru merupakan titik lemah seorang trader. Apalagi jika profit berurutan yang kita peroleh itu sebenernya termasuk juga dari posisi yang anda ambil dengan sedikit “menyimpang” dari trading system atau trading plan anda. Anda akan berpikir, “Ahh… ternyata nyimpang dikit dari system juga malah profit kok…” Nah, dengan kenangan manis terhadap penyimpangan itu, lain kali anda akan cenderung mengulangi penyimpangan itu kan... Hehehe…
Eh, bukan berarti saya menyarankan anda untuk sengaja me”merah”kan posisi sih…


Bagi saya, posisi merah justru menjadi semacam pengingat, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini (eh, mm… kecuali… :”> ada sih…




0 komentar:
Posting Komentar