Ok kita masuk point berikutnya dari analisa teknikal yaitu istilah  yang dinamakan sebagai jenuh beli dan jenuh jual (overbought-oversold  atau biasa disingkan OB dan OS saja biar tidak capek menulisnya). OB dan  OS merupakan keadaan dimana harga tidak dapat lagi melanjutkan trendnya  dikarenakan sudah terlalu mahal atau terlalu murahnya harga sehingga  trend tidak dapat lagi dilanjutkan. Berbeda dengan sup dan res yang  merupakan level psikologis yang pada dasarnya hanyalah kesepakatan  bersama tidak resmi diantara sesama trader, OB dan OS sendiri merupakan  sebuah keadaan yang lumrah dan nyata terjadi di pasar (bukan semata  perkara psikologis).
Andaikata sebuah trend naik sedang terjadi,  maka dalam keadaan ini mata uang menjadi lebih mahal dari biasanya. Jika  kita menemukan grafik EURUSD sedang menanjak naik misalnya, itu artinya EUR sedang bertambah mahal nilainya dibandingkan USD. Pelaku pasar  terus menerus memburu EUR dikarenakan diharap harga akan terus beranjak  naik dan mereka pun masih memiliki modal yang cukup untuk melakukan aksi  belinya.
Namun akan ada suatu titik dimana pembeli tidak mungkin lagi membeli EUR dikarenakan harganya sudah terlalu mahal.  Bukan saja perkara pendapat pembeli bahwa harga terlalu mahal, tapi  lebih dari itu adalah modal mereka sudah tidak dapat lagi mencukupi  untuk membeli EUR dalam jumlah tertentu. Nah keadaan inilah yang  dinamakan titik jenuh beli atau OB.
Sebaliknya ketika downtrend  sedang terjadi, akan ada suatu titik dimana harga akan berhenti turun  dikarenakan harga jual sudah terlalu murah sehingga penjual tidak  mungkin lagi menjual mata uangnya atau mereka akan merugi. Inilah yang  dinamakan jenuh jual OS.
Dalam keadaan harga mencapai titik OB  atau OS nya maka diharapkan harga akan berbalik arah dan trend akan  segera berhenti. Jadi ketika bergerak naik dan titik OB sudah tercapai,  maka harga akan kembali trend naik akan berhenti lalu digantikan dengan  bergerak turunnya mata uang. Begitu juga sebaliknya ketika harga  bergerak turun lalu kemudian memasuki area OS maka harga akan bergerak  kembali naik dan trend turun pun berhenti.
Sering kali  OB dan OS juga terjadi pada titik-titik Sup dan Res dikarenakan memang  keduanya adalah titik yang bersifat sama yaitu trend counter. Namun  tidak selalu demikian. Tentu saja keputusan buy dan sell akan sangat  menunjang sekali apabila harga tidak berada pada titik-titik ekstrim  ini.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya  menentukan titik OB dan OS ini? Cara yang termudah adalah dengan  menggunakan indikator bertipe Oscillator seperti RSI atau Stochastic.  Indikator-indikator ini memang dirancang untuk menentukan titik-titik OB  dan OS. 
Mari kita gunakan salah satu contoh indikator: yaitu  Stcohastic Oscillator. Pada Stocastic, area OB terjadi ketika nilai  Stochastic berada pada level diatas 80 dan OS terjadi ketika Stochastic  berada pada level dibawah 20. perhatikan gambar berikut ini:
Nah dengan memperhatikan kita dapat memperkirakan kapankan sebuah trend berakhir dan digantikan dengan trend berikutnya. Dengan demikian kita dapat mengatur timing pembukaan posisi menjadi lebih baik lagi.


 
 
 
 09.22
09.22
 Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf
 

 Posted in:
 Posted in:  
 
 
1 komentar:
ketika pasar sudah menunjukan kejenuhan dalam trading maka ada kemungkian besar harga berbalik lagi dan bisa kita gunakan kesempatannya untuk menentukan order, dengan memanfaatkan RSI dalam trading di octafx maka upaya untuk bisa melihat kejenuhan pasar bisa dilakukan dengan cukup baik
Posting Komentar